INDONESIA

Standard

Indonesiamu bukan ‘ku

Itu indonesiamu yang teriak-teriak meminta beras pada busung-busung lapar tak ada setampan beras pun kau sisipkan
Ini indonesiamu yang diantaranya adalah dewa-dewa yang semau tangannya memeras nelayan dan petani sampai pada tetes keringat terkakhir
Ini indonesiamu yang wajah-wajah kisruh rontanya seakan memekik tapi kau tidak mendengar
Ini indonesiamu yang menarikan darah dalam perjalanan menuju sepiring beras dan sayuran hijau

Indonesia tak lagi sejak dulu kalah, indonesiamu telah kalah berantai derderet-deret masa
Kaukah yang meratakannya dengan segala kemundurannya?
Lihat, dijalan-jalan manusia-manusia sibuk mengetok daun kaca jendela yang tebalnya mirip wajahmu bermerk Negara Marxisme
Kaummu yang tamak berlemak darah kaum bawah
Ini indonesiamu bukan indonesiaku tempat beta dilahirkan

Ibu pertiwi seakan enggan menatap masa yang kian merapat tak kenyangkan semua penjuru
Hai kau kaummu yang berkaum; manusia-manusia yang tak bermanuasiawi tebar pesona dalam ketiak wangi berbusuk rintihan tak jelas
Ini indonesiamu yang asal-usulnya kau buat usul menyusul
Ini indonesiamu yang jelas-jelas suka menindih kaumku; bukan kaummu

Jambi, 03 Agustus 2012

Perang Bhinneka : Tanah Karma

Berdua kau aba-abakan tarian berpunduk tumpukkan tak berbentuk
Haha..ada udang dikepalamu yang meliuk-liuk seperti pasir tertiup angin
Amboy nian kulihat gusar diwajah miskinmu; sorot matamu tak berbentuk di kacamata Army ku
Wahai sang miskin marilah dekat,
Ambil separuh
Separah-parah
Atau perah tanganmu
Dalam kantung
Kantung berjantung
Di atas nadi
Nadimu
Tinggal be-
Latung

Jambi, 02 Agustus 2012

Aku Titipkan Lupa Pada Becak Ini

Aku titipkan lupa pada becak ini, untuk kau isi dengan cercaan bagi kaum kami
Aku titipkan jejak-jejak khalifah tak bernama agar kau bisa siapkan nisan kosong bertuliskan nn
Pada negaraku aku malu disebut bangsa Indonesia; terkucur kaku
Dalam guyonan sore dikantor negeri
: kau permainkan hak-hak kami hingga berdebu-debu

Leave a comment